Pernah dalam sebuah pertemuan mata kuliah “Teknik Pengelasan”, Bpk Tri Bambang selaku dosen pengganti menginformasikan kepada kami bahwa banyak lulusan dari perguruan tinggi yang bekerja di perusahaan atau mahasiswa yang melakukan “PKL” tidak memiliki skill apa-apa yang menjadi dasar keahlian dia dalam berkerja. Bahkan pada “Pelatihan Menembus Dunia Kerja” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY. Pembantu Dekan I FISE UNY, Suhadi Purwantoro,M.Si mengungkapkan untuk memasuki dunia kerja, ternyata para wisudawan masih mengalami banyak tantangan. Salah satu hal yang menjadi keprihatinan, masalah pengembangan kepribadian. Banyak mahasiswa kurang memperhatikan masalah kepribadian dan budi pekerti, sehingga gagal ketika tes memasuki dunia kerja. Banyak calon tenaga kerja mempunyai kompetensi akademik dan vokasional bagus, tetapi rendah dalam kompetensi kepribadian. Akibatnya gagal memasuki dunia kerja bonafid. ”Kompetensi kepribadian merupakan modal utama meraih kesuksesan dunia kerja maupun dalam usaha. Tetapi hal ini sering disepelekan mahasiswa,” tegasnya. Ironis memang…
Bagaimana dengan kita sendiri, seorang tenaga pendidik tetapi tidak memiliki kompetensi yang menunjang tugas kita dalam mendidik anak didik. Mau jadi apa nanti anak didik kita?? Bila seorang mahasiswa yang menjadikan profesi guru sebagai tujuan pengabdian hidupnya maka ia akan berjuang dengan sebaik mungkin untuk membentuk kepribadian dirinya dahulu kearah yang baik sebelum ia membentuk kepribadian siswanya kelak. Syarat menjadi guru adalah menguasai bidang keahliannya dan dapat menerapkan metode atau proses mentransfer ilmu yang dimiliki kepada siswanya.
Sebelum seorang mahasiswa menjadi guru, ada beberapa factor dalam melihat kualitas pembelajaran yang diterimanya di Perguruan Tinggi. Adapun factor tersebut :
1. Perilaku pembelajaran dosen atau pendidik guru (teacher educator’s behavior)
a. Menumbuhkan persepsi dan sikap positif terhadap profesi pendidik
b. Menguasai disiplin ilmu sesuai dengan bidang pengajarannya
c. Dapat memahami keunikan setiap mahasiswanya (dosen dituntut menguasai dasar ilmu psikologi dalam penerapannya)
d. Mengembangakan kepribadian dan keprofesionalan diri sendiri, dll.
2. Perilaku dan dampak belajar mahasiswa calon guru (student teacher’s behavior)
a. Menumbuhkan persepsi dan perilaku positif dalam belajar
b. Mau dan mampu mendapatkan serta mengaplikasikan pengetahuan serta membangun sikapnya
c. Mau dan mampu memperluas dan memperdalam pengetahuan serta keterampilan juga menerapkan secara bermakna
d. Mau dan mampu mempunyai kebiasaan berpikir, bersikap, dan bekerja produktif
e. Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran sesuai dengan bidang studinya
f. Mampu memahami karakteristik, cara belajar, bekal ajar awal, dan latar belakang social cultural peserta didik usia sekolah
g. Mampu menguasai strategi dan teknik pengembangan kepribadian serta keprofesionalan sebagai guru
3. Iklim pembelajaran (learning climate)
a. Suasana kelas yang kondusif
b. Suasana sekolah latihan dan tempat berpraktek yang kondusif bagi tumbuhnya penghargaan mahasiswa calon guru terhadap kinerja dan keprofesionalan guru
4. Materi pembelajaran
a. Dalam konteks ini seorang mahasiswa calon guru mesti dapat menguasai materi yang ia dapat di perguruan tinggi dan dengan sesegera mungkin memperaktekan dengan mengajarkan kepada calon murid (dalam hal ini bias seperti kegiatan mengajar les/bimbel). Calon-calon guru juga tidak cukup berbekal bidang ilmu tertentu yang akan diajarkan (content area) ditambah kemampuan bagaimana mentransfer yaitu ilmu pendidikan dan pengajaran (process area). Aspek pembentukan kepribadian sebagai guru yang berperan sebagai ”yang dapat digugu dan ditiru” dalam konteks pengertian pendidikan seperti dikemukakan Driyarkara (Suwarno, 2006) bahwa inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda, belumlah cukup hanya dengan aspek content dan process tersebut.
5. Media pembelajaran
Untuk seorang mahasiswa mungkin hal tersebut diatas dapat diambil manfaatnya untuk pengajarannya kelak. Selain media pembelajaran yang sudah ada saat ini, mahasiswa dapat meminta saran kepada para peserta didik (setingkat SMA atau STM) tentang media pembelajaran yang sedang diinginkan peserta didik saat.
0 comments:
Post a Comment